Alat Berat Excavator adalah alat berat multifungsi yang paling sering digunakan di berbagai semua proyek kontruksi, pertambangan, hingga perkebunan karena mempunyai kemampuan dalam menggali, mengangkat, dan memindahkan barang – barang dengan cepat. Excavator dikenal tidak hanya dikenal dari bentuk dan kekuatannya, akan tetapi juga memiliki sejarah, cara kerja, dan mengembangkan hal yang menarik untuk di pahami.
Berikut inilah deretan harga excavator (alat berat excavator) di indonesia + faktor yang mempengaruhi harga:
Kisaran Harga Excavator di Indonesia:
- Excavator mini ~1 ton: ± Rp 200 – 350 juta untuk unit baru.
- Excavator 6 ton (TZCO): sekitar Rp 365 juta untuk unit baru.
- Excavator 8 ton (TZCO): sekitar Rp 495 juta untuk unit baru.
- Excavator Komatsu PC200 (kelas menengah): berkisar di kisaran Rp 2,3 miliar untuk unit baru.
- Excavator besar (seperti Komatsu seri besar): bisa mencapai Rp 2,5 miliar ke atas, tergantung tipe.
- Excavator Sumitomo (tipe SH75, SH130, dll.): mulai sekitar Rp 700 juta – Rp 1,15 miliar, tergantung tipe.
Berikut Faktor yang Mempengaruhi Harga:
- Merek dan Tipe — Merek seperti Komatsu, Caterpillar, Hitachi, dan Sumitomo memiliki harga yang bervariasi berdasarkan model.
- Kapasitas tonase / ukuran excavator — Mini (1 ton) jauh lebih murah dibanding ukuran menengah atau besar.
- Kondisi unit — memiliki unit baru biasa akan jauh lebih mahal dibanding unit lama
- Spesifikasi Mesin & Teknologi — Mesin diesel, sistem hidrolik, dan fitur lainnya bisa menambah harga.
- Lokasi & Biaya Impor — Karena alat berat besar dan berat, biaya distribusi di Indonesia bisa tinggi.
- Ketersediaan Spare Part — Semakin mudah suku cadang, biaya pemeliharaan bisa lebih rendah.

Perkiraan Harga Excavator di Indonesia (2025)
Berdasarkan data dari sumber lokal:
- Komatsu PC75UD (baru) → sekitar Rp 1,2 miliar.
- Komatsu PC200-8 (baru) → sekitar Rp 2,3 miliar.
- Komatsu PC400LC → estimasi sekitar Rp 3,8 miliar untuk unit baru.
- Kobelco SK200 → sekitar Rp 2,25 miliar untuk unit baru.
- Mini excavator Kobelco SK75-8 → dilaporkan sekitar Rp 425 juta (dari video YouTube)
- Small Excavator (mini crawler), seperti backhoe mini 0,6 ton → kira-kira Rp 99 juta.
Cara Kerja Alat Berat Excavator
Setelah kita mengetahui fungsinya yang beragam, pastinya mengetahui bagaimana cara kerja yang menarik. Excavator bekerja menggunakan sistem hidrolik karena harus terdiri dari pompa hidrolik, slinder hidrolik, dan valve hidrolik. Mesin diesel pada excavator banyak menghidupkan pompa hidrolik, yang bisa menghasilkan tekanan tinggi dan menyalurkan oli berbagai setiap slinder hidrolik. Iniliah tekanan oli yang menggerakan boom, arm, dan bucket akhirnya excavator bisa menggali, mengangkat, dan memindahkan barang dengan mudah. Operator dapat mengontrol disemua pergerakan melalui tuas dan pedal didalam kabin, yang menghubungkan ke katup hidrolik elektronik.
Kini saat tuas digerakkan, sistem hidrolik ini mengarahkan ke oli bagian tertentu agar melakukan pergerakan yang di inginkan. Karena hal itu excavator mempunyai udercarriage adalah berupa roda rantai
(track) yang di bisa di pergerakan oleh motor hidrolik merupakan alat dapat yang mudah bergerak dan berputar 360 derajat mecoba melalui sistem swing motor. Membuat kombinasi antara tenaga mesin, lewat tekanan hidrolik, dan mengontrol operator yang presisi yang bisa membuat excavator dapat bererja dengan efisien dalam beragam situasi.
Asal – Usul Alat Berat Excavator
Asal-usul alat berat excavator berawal dari kebutuhan manusia untuk mempercepat pekerjaan penggalian tanah dalam proyek konstruksi, pertambangan, dan pembangunan infrastruktur. Sebelum hadirnya excavator modern, pekerjaan menggali dilakukan secara manual menggunakan sekop, cangkul, dan tenaga hewan, sehingga memakan waktu dan tenaga besar. Tonggak perkembangan excavator dimulai pada tahun 1835, ketika seorang insinyur Amerika bernama William Smith Otis menemukan steam shovel, sebuah alat penggali bertenaga uap yang mampu memindahkan tanah jauh lebih cepat daripada metode tradisional. Mesin inilah yang dianggap sebagai nenek moyang excavator, sekaligus menjadi awal revolusi alat berat dunia.
Seiring perkembangan teknologi, steam shovel berevolusi menuju mesin penggali dengan sistem mekanis dan hidrolik. Pada awal abad ke-20, tenaga uap digantikan oleh mesin pembakaran internal, lalu disempurnakan dengan sistem hidrolik pada tahun 1950–1960-an yang membuat gerakan lengan, boom, dan bucket jauh lebih presisi serta kuat. Perusahaan seperti Caterpillar, Komatsu, Hitachi, hingga Volvo mengambil peran besar dalam menghadirkan excavator modern yang efisien dan serbaguna. Hingga kini, excavator berkembang menjadi berbagai ukuran dan tipe—mulai dari mini excavator hingga super excavator raksasa—namun tetap mempertahankan tujuan utama: mempermudah pekerjaan manusia dalam menggali, mengangkat, dan memindahkan material.
Dengan memahami harga, cara kerja, serta asal-usulnya, kita bisa menghargai peran vital excavator dalam berbagai sektor industri dan konstruksi. Dari awal kemunculannya sebagai steam shovel hingga menjadi mesin hidrolik modern, excavator telah berevolusi menjadi alat yang efisien, kuat, dan serbaguna. Pengetahuan tentang sejarah dan fungsi alat ini tidak hanya memberi wawasan teknis, tetapi juga menekankan pentingnya teknologi dalam mempermudah pekerjaan manusia dan mendukung pembangunan infrastruktur di seluruh dunia.